Welcome to Batam



Entah kenapa setiap mendapat dinas ke luar pulau Jawa selaluuu… dapatnya pulau Sumatera, pfff.. Mulai dari Bengkulu, Lampung, Palembang, Padang dan terakhir kemaren ke Kepulauan Riau (Tanjung Pinang). Kali ini seneng dapat jatah dinas ke Kepri, karena bisa nyebrang ke Batam, aturan kalo punya passport bisa nyebrang sekalian yak ke Singapore atau Malaysia. Udik sih saya, sampe sekarang belum punya passport #nunduk dalam-dalam#. :x

Berangkat hari Kamis tanggal 4 kemaren, saya bersama 2 rekan *ta’elah bahasanya!!* berangkat dengan pesawat pagi jam 8. Setelah masak buat Qey, pamitan, sun sayang, cium jauh, hadduuh… mulai mellow deh.. Udah ah, gak usah diterusin bagian yang ini :(

Alhamdulillah nyampe Tanjung Pinang sekitar jam 10 pagi. Setelah acara di hotel Plaza sampe sore menjelang maghrib, kami di ajak makan malam diluar. Menu andalah disana adalah sea food. Mulai dari ikan laut, sotong, udang, gonggom (sejenis keong laut) semuanyaaa…. fresh dan khas bau laut. Ngomongin soal gonggom, saya punya cerita. Jadi untuk memakannya, kita harus menggunakan tusuk gigi untuk menusuk daging yang sedikit keluar dari cangkang dan kemudian menarik keseluruhan dagingnya dari cangkangnya. Setelah keluar, dagingnya lembut, gurih, dan ada juga rasa manisnya. Nah saya dong, gak dikasih tau kalo ujung daging gonggom itu keras (semacam kukuya), asal aja saya kremus. Pas kedengeran suara “klethuk”, baru lah pak sekretarisnya bilang “Oh iya, kukunya jangan dimakan, keras itu… lupa tadi saya bilang”. Hadduh.. paakk… telaaattttt!! Udah masuk di perut saya inihh… #elus-elus perut#. Sayangnya, kami gak sempat mengitari Tanjung Pinang, selain karena sudah malam, esok harinya masih ada lanjutan acara hingga pukul 10 pagi. 

Gak sempat beli oleh-oleh khas Tanjung Pinang dan gak sempat beli batik khasnya sana, batik gonggong, benar-benar mengecewakan, hiks. Saya pribadi suka mengoleksi ragam batik nusantara jika saya sedang dinas ke suatu daerah. Rasanya ada yang bisa menjadi kenangan jika membeli batik di bandingkan membeli oleh-oleh makanan. Walaupun oleh-oleh makanan juga masuk dalam list belanja saya ketika dinas, terutama untuk si embaknya Qeyla.

Namun rasa kecewa saya terbayarkan karena mbak wiwid, salah seorang staf di KPU Tanjung Pinang, berbaik hati membelikan kami oleh-oleh, masing-masing satu pack, isinya sotong kering, teri kering dan ikan gereh, uuugghh….. makasih banyak ya mbak wiwidddd…. :k Hanya batiknya yang gak dibeliin, hihihihi *minta di tabok, udah dikasih ngeyang!!*. Besok lah nitip sama temen yang dinas ke sana#menghibur diri sendiri#.

Selesai acara jam 10, kami meluncur ke Pelabuhan untuk menyeberang ke pulau Batam, apa.. ya nama pelabuhannya... Sri Bintan Pura kalo gak salah. Naek Ferry bayar 40.000 rupiah per orang. Dalam pikiran saya kapal Ferry nya tuh gede seperti Ferry yang menyeberang dari Banten ke Lampung. Ternyata ini Ferry penumpang aja alias sejenis speedboat. Perjalanannya menempuh waktu kira-kira satu jam. Ada yang sedikit ngganjel dalam hati saya. Ketika kapal jalan, dan melewati Pulau Penyengat, rasanya pengen banget mampir bentar *emang ojek motor bisa mampir*. Saya pengen banget singgah ke Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur ituuu…  Saya pernah lihat foto-foto teman kantor yang pose-pose di komplek Masjid tersebut. Mupeng….. Sayang gak bisa mampir, cuman lihat dari kejauhan aja, karena masjidnya berwarna kuning mencolok, jadi dari jauh, bahkan dari pelabuhan pun terlihat. 

Sampai di Batam disambut dengan para supir taxi batam yang sahut sahutan menawarkan argo taxi-taxi mereka. Disana mana ada taxi berargo. Setelah deal harga, kami di antarkan ke kompleks Nagoya, tempat hotel kami akan menginap. Hotel tempat kami menginap bernama Hotel Formosa, sampingan persis dengan Lucky Plaza, tempat jualan hape-hape murah *katanya*. Hotelnya bangunan kuno, tapi mayan nyaman, kamarnya juga luassss…. banyak sofanya *udah nama ekeh shofa pulak, makin banyak yak*.





Makan siang, kami di ajak ke rumah makan sup ikan Yong Kee yang terkenal itu. Masih di lingkungan Nagoya juga. Dari hotel kami cukup berjalan kaki, kira-kira 10 menit. Restoran Yong Kee ini menyajikan bermacam-macam jenis Sop Ikan yang khas Batam dan bermacam-macam makanan laut lainnya, plus juga tidak ketinggalan makanan otak-otak versi Batam. Di Restoran Yong Kee kami memesan Sop Ikan. Sop ikan komplit ini terdiri dari macem-macem daging ikan, yang saya “kenal” sih ada ikan tenggiri dan ikan kakap putihnya disitu. Penyajiannya ditambah tomat hijau dan sayuran. Mungkin tomat hijau tersebut untuk menghilangkan sedikit rasa amisnya. Agar lebih enak lagi, sebelum makan dicampuri dulu potongan kecil-kecil cabai hijau yang telah ditambah dengan kecap manis berbumbu yang telah disiapkan. Seporsi nasi juga dihidangkan yang merupakan paket dari Sop yang dipesan. Rasanya? Enyaaakk… pengen nambah sebenernya, tapi malu ih, udah dibayarin minta nambah, xixixixixixi.


Kenyang makan, kami muter-muter sekitar Harbour Bay. Kalo mau nyebrang ke Singapore, bisa dari sini, sayang kami bertiga gak ada yang bawa passport *eh kalo saya gak punya denk*. Setelah itu waktunya berjelajah ke Nagoya Hills, alias mareee kita shopping… :D Sebenernya sama kok dengan mall mall di Jakarta, gak ada bedanya. Saya sempat tanya sama orang Batam “ apa yang khas dari Batam?”, dan jawabannya apa coba? “elektronik mbak”, hiyaaa…….. Tapi emang, kata teman orang KPU Batam, ada yang namanya pasar pagi, dimana yang namanya hape, laptop, dijual aja gitu di trotoar, di emperan toko, macem kacang goreng. Udah muter-muter Nagoya Hills  tapi bingung mau beli apa, beli tipi pegemane bawanya, beli kulkas apa lagi, emang mau naek pesawat pribadi apeeh. Ya wis lah, cari jajanan saja. 

Setelah muter-muter, dapat lah pancake durian  dan cake buah naga merah. Kalo mau oleh-oleh lain lagi, ada kek pisang Villa dan bingka Nay@dam, tapi saya gak beli, udah habis duitnya, heee…. Gak lupa mampir ke toko souvenir, beli tempelan kulkas, kaos buat Qey dan Ayah, beli tas, sama beli makanan produk-produk Malaysia/ Singapore, seperti coklat, teh tarik, kopi tarik, rocca dan sebagainya.

Malam harinya, setelah makan malam di hotel, yang lagi-lagi penuh dengan menu sea food, kami di ajak muter-muter pulau Batam. Kata teman yang mengantar kami “ saya pernah muter-muter Batam pake motor isi full tank, udah keputer semuanya bensinnya masih nyisa”. Hoo… lebih kecil dari Jakarta kali yak pulau Batam berarti. Kesan saya dengan kota Batam ituuu…. Kotanya gak teratur, gak ada konsep. Maap ya pak pejabat daerah…. Habisnya sepanjang yang saya lihat hanya ada mall, hotel, ruko dan club. Hanya daerah Batam kota yang lumayan tertata tata letaknya. Batam Kota adalah sebuah kecamatan kota Batam. Oleh masyarakat Batam Kecamatan Batam Kota lebih dikenal dengan istilah Batam Center. Di Kecamatan inilah terletak pusat pemerintahan Kota Batam, mulai dari kantor Walikota, DPRD, Alun-alun dan Masjid Raya Batam. Dari Pelabuhan Batam Center, jika cuaca sedang terang, lampu-lampu di Singapore sana bisa terlihat dengan jelas. Sayang… waktu itu tak terlihat.

Esok Sabtunya, kami harus pulang ke Jakarta pesawat jam 11. Masih ada waktu buat jalan-jalan sebelum ke bandara. Oleh teman kami orang Batam, kami di ajak untuk melihat Jembatan Barelang, singkatan dari Batam, Rempang dan Galang. Jembatan itu merupakan ikonnya kota Batam yang menghubungkan pulau-pulau yaitu Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. Keseluruhan jembatannya ada enam. Adalah Pak Habibie yang memprakarsai pembangunan jembatan itu untuk menfasilitasi ketiga pulau tersebut. Sayang karena udah kepepet waktu, kami hanya mampir di satu jembatan saja. Sebelum menuju ke Bandara, kami mampir sejenak untuk menikmati buah naga merah yang di jual di pinggir jalan raya setelah Jembatan pertama (Jembatan Teuku Fisabilillah). Pas tau harganya, langsung lah saya borong, sekilo cuman 25 ribu cobaa….  Lha disini aja satunya 30 ribu. Itu aja katanya kemahalan, biasanya dapet tuh 15 ribu, ah emang saya gak jago nawar  :#


Setelah melalui adegan akrobatik ketika landing di bandara Soekarno Hatta *hihihi… seru.. kayak permainan di Dufan, dhueeelll….. sampe badan terguncang dari kursi*, Alhamdulillah kami selamat tiba di Cengkareng. Ngantri bus Damri, di jemput Ayah di Lebak Bulus, tepat jam 3.30 sampai di rumah. Disambut Qey dengan celotehan “Bunda beliin Kakak apa?” 

Baiklah.. segitu dulu ceritanya. Ini ceritaku, apa ceritamu? Hasyah! emang indomie…. :D



0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2009 coretanku. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates