Ibu hamil wajib minum susu?




Gambar di ambil dari sini

“Susu ibu hamil hanya ada di Indonesia”

Jebreeeett… eh salah ya, jederrrr…  sumpah saya baru tahu sekitar 3 minggu lalu ketika saya menonton program 3’60 di salah satu tivi swasta, yang saat itu sedang membahas kontroversi susu sapi.

Dulu, ketika saya hamil anak yang pertama, saya benar-benar menjadi korban iklan. Dari mulai ketahuan saya mengandung usia 6 minggu sampai sebulan sebelum melahirkan, saya mewajibkan diri minum susu ibu hamil sehari 2 kali. Gak tanggung-tanggung, saya minum yang rasa coklat, ples merk An*um pula, sukses lah bikin pipi saya gembil dan nguras isi kantong saya, hhhhh…  Sampai ketika usia kehamilan saya memasuki sebulan sebelum HPL, saya harus diet ketat, karena BB bayi saya sudah 3,4 kg. Dokter mewanti-wanti supaya mengurangi asupan karbohidrat dan stop minum susu karena ditakutkan bayi lahir dengan berat badan berlebih, dan dikhawatirkan akan mengalami kesulitan ketika melahirkan. 

Sebulan penuh saya stop makan nasi, hanya makan siang saja perut saya kemasukan nasi. Selebihnya saya makan buah, sayur-sayuran, madu, roti gandum, dan yang pasti stop minum susu. Alhamdulillah saya akhirnya bisa melahirkan secara normal walaupun BB bayi saya yang pertama cukup gede, 3,6 kg, hihihihi..

Pengalaman itulah yang pada akhirnya membuat saya lebih melek dengan kesehatan. Bahwa kebutuhan untuk mengkonsumsi  makanan bergizi seimbang kurang saya perhatikan. Di kehamilan kedua ini saya tidak mengkonsumsi susu ibu hamil, minumnya susu kedelai malah. Memang sih, banyak ibu hamil yang merasa khawatir, jika asupan kalsiumnya kurang dikhawatirkan janin akan mengambil jatah kalsium dari tulang ibunya, karena itulah banyak ibu hamil minum susu hamil karena berharap memperoleh tambahan kalsium untuk si janin.

Tapi…. Membaca artikel mbak Dyah Pratitasari di majalah Nirmala, membuat saya ber “oo….oo…ooo…”. Bahwa berapapun persediaan kalsium dan zat nutrisi lain yang dimiliki oleh sang ibu, janin akan menyerap jumlah yang sama. Jadi, bukan berarti bila ibunya minum susu lebih banyak, janinnya akan memperoleh kalsium ekstra bagi pertumbuhannya.  Lalu, mekanisme penyerapan kalsium di dalam tubuh juga tidak sesederhana itu. Menurut Andang Gunawan, ND, ahli terapi nutrisi, penyerapan kalsium memerlukan bantuan protein. Susu memang mengandung kalsium sekaligus protein yang tinggi, namun untuk mencerna kalsium, jumlah protein ini terlalu tinggi sehingga justru menyulitkan proses penyerapan.

Saat ini, usia kehamilan saya memasuki 22 minggu. Berat badan saya masih di angka 53kg. Banyak komentar yang saya dengar, “gak segendut yang waktu hamil Qey ya Ka’..”, hahahahaha.. Yang jelas kenaikan berat badan yang terlalu cepat atau terlalu banyak perlu diwaspadai, karena itu termasuk salah satu indikasi terjadinya komplikasi. Obesitas merupakan indikasi nutrisi yang dikonsumsi tidak seimbang. Selain memicu pre eklamsia, ibu hamil yang obesitas juga berpotensi melahirkan bayi besar serta mengalamai obesitas di kemudian hari.

Perbedaanya dengan hamil pertama? Jelas ada…  Sekarang saya merasa lebih nyaman dan sehat dibanding yang dulu, dan yang pasti gak gampang laperrrr… Kalo dulu saya pemangsa segalanya, tapi yang ada saya sering ngerasa lemes. Sekarang lebih berenergi.


Gak perlu merasa bersalah hamil tanpa minum susu, susu gak wajib buat bumil kok. Karena yang diperlukan oleh ibu hamil adalah nutrisi yang cukup dan seimbang. Setiap hari menu saya harus ada sayurnya, tak lupa sering ngemil buah-buahan. Camilan manis-manis masih kadang saya makan, kalo pas lagi pengen banget. Tapi tidak segila waktu hamil Qey dulu. Hmm... Semoga sehat terus ya dek.. J

Tradisi Lebaran (Part 1)






Satu hari menjelang mudik, dan saya belum packing apapun, huuuaaaaa….. Padahal mudik tahun ini lumayan lama, 2 minggu, mantabbbb… Tapi ya itu, kebayang bawa pakaiannya segambreng, 3 koper sepertinya. 
Buat Qey, putri saya yang berumur 3 tahun, ini mudik yang ketiga kalinya. Tahun lalu kami (ayah-bunda-Qey) mudik dengan kereta api. Tahun ini kami memutuskan ikut mobil bapak-ibu supaya ngirit gak perlu beli tiket, huehehehehe…  Bagi saya, ini mudik pertama dengan kondisi hamil. Si “dedek” kemarin sudah sempat diajak dinas ke Banjarmasin, cuman  naik pesawat..  Sedang ini nanti naik mobil Jakarta-Demak,  yang biasanya ketika arus mudik bisa ditempuh 24 jam, weeee.. Dipikir-pikir saya ngalamin itu tiap tahun yak, hehehehe.. 

Ah, lebaran..  Saya selalu menantikan momen-momen special yang mungkin hanya bisa terjadi ketika lebaran saja. Seperti ber temu keluarga besar, mulai dari Mbah uyut, Mbah, budhe, pakde, om, tante dan para sepupu. Apalagi dari keluarga bapak, ada dua om saya yang bekerja di PT Freeport sehingga tidak bisa setiap tahun pulang. Lebaran nanti insyaAllah dua-duanya pulang, kebayang rameeenya rumah Mbah di Demak. :-D

Malam takbiran, dari saya kecil hingga mempunyai anak sekarang, tradisinya tidak berubah di rumah Mbah (dari Bapak-red). Dimulai dari habis dhuzur semua anak, mantu, cucu, cicit sudah kumpul semua. Lalu masak ketupat, lontong, opor, dan sambal goreng. Yang para lelaki kebagian nyembelih ayam dan menthok. Dulu, ketika Alm. Mbah Kung masih ada, kami cucunya sesiangan bikin longsongan ketupatnya, diajarin oleh beliau. Sekarang sih tinggal beli dipasar. Dirumah Mbah, masaknya porsi banyak, karena didesa masih ada tradisi “tuker-tuker”an masakan antar tetangga.  Lepas ashar, kami ke sarean (kuburan-red) Mbah Uyut Kakung dan Mbah Kakung rame-rame. Begitu dengar suara azan  maghrib kami langsung makan rame-rame, lesehan pakai tiker. Setelah itu sholat jamaah sambil takbiran sebentar. Lalu ke ruang tengah, baris rapi, sungkem ke Mbah, mulai dari anak pertama sampai anak ke6. Setelah itu urut berdiri salam-salaman sampai cicit yang terakhir. Habis itu….bagi-bagi amplop, horeeeeee… :-D

Nah, setelah bagi-bagi amplop ini nih, momen yang selalu saya nanti, apalagi kalo enggak “nyumet kembang api” hahahahhaha..  Kami selalu urunan untuk beli kembang api, kembang api yang nyala di langit yah. Nantinya, didesa Mbah bakal tanding keren-kerenan antar kampung. Kebetulan di kampung Mbah, rumah Mbah lah yang jadi jujugan orang-orang, karena dulu Alm. Mbah Kung seorang kyai didesa itu, jadi ketika malam takbiran orang-orang masih pada sowan dirumah Mbah. Seneng….. lihat langit terhias kelap-kelip warna warni, seruu… Apalagi buat Qey, ini pengalaman pertamanya, karena mudik tahun kemarin kami bermalam takbiran diSragen, tempat mertua. Udah gitu, ada takbir keliling juga. Setiap RT menampilkan bentuk bentuk unik untuk diarak, seperti masjid, unta, mobil, sambil terdengar suara bedug bertalu-talu dan suara takbir, tak lupa suara mercon yang memekakkan telinga. Kami semua rombongan kelurga KH. Nurcholis jalan keliling kampung, mulai sowan Mbah uyut sampai ke tetangga-tetangga, kenyang pokoknya.

Ughhhh… Tak sabar menanti semua momen itu. Itu baru satu momen di Mbah dari bapak, belum tradisi dari keluarga ibu, belum pulang ke mertua, semua ada ceritaaaaa….. Dan itu hanya bisa terjadi ketika lebaran.

Semoga mudik besok kami semua diberi kesehatan, keselamatan hingga tempat tujuan dan kelancaran akan semua urusan, amin..amin ya Allah..

Gambar diambil dari sini


Mengenal Puasa dan Tarawih





Apa arti puasa? Puasa tidak makan. Puasa tidak minum. Dari subuh sampai maghrib
Itu cuplikan lagunya Tasya yang mulai saya dendangkan untuk putri saya, Qeyla.  Agustus nanti sudah  menginjak usia 3 tahun, hhmm.. waktu tidak terasa. Seperti  baru ramadhan kemarin mengandung dia, ternyata sudah 3 ramadhan yang lalu, hihihi..

Sudah dari tahun lalu, Qey telah mengenal apa itu puasa. Karena seringnya bershaum Senin-Kamis baik itu saya, suami, eyang utinya ataupun eyang kakungnya.
“Bunda gak makan? Lagi puasa ya?”, itu pertanyaan Qey kalau melihat saya tidak makan siang.

“Uti mau ini? Ooo.. lagi puasa ya? Gak boleh makan ya?”
Ya, konsep puasa yang saya kenalkan ke Qey baru sebatas : puasa itu tidak makan dan minum, dari subuh sampai nanti Maghrib.
Nah, jadi.. kalau Qey dengar azan maghrib di masjid ataupun di tivi, langsung teriak :
“Bunda… Yangkung… Utie.. buka puasa dulu….”, hehehehe.. Tapi repotnya, Qey tahunya buka puasa itu adalah tersedianya kolak ataupun kacangijo di meja makan. Jadi bisa dibayangkan ketika kami tidak sedang shaum Senin-Kamis, dia minta buka puasa, artinya harus tersedia kolak atau kacang ijo untuk dia. Kalo gak keturutan kadang nangis. Pfff..  jadilah Utienya sering-sering masak kacang ijo.

Ramadhan tahun ini, dari jauh-jauh hari Qey sudah saya beritahu :
“Sebentar lagi bulan Ramadhan Kak.., nanti bunda, ayah, yangkung, uti, tante puasa semua. Tiap hari puasa, sampai nanti lebaran. Terus nanti kalo malam sholat tarawih di masjid.”

Sudah tiga hari ini Qey saya ajak sholat tarawih dimasjid, Alhamdulillah masih aman terkendali, huehehehehe.. Anteng dan tertib mengikuti gerakan sholat, yah..walaupun disela-selanya Qey lonjak-lonjak, tiba-tiba meluk bundanya, tiba-tiba tiduran, tiba-tiba ngobrol sama temannya. At least gak lari-lari dan teriak-teriak sampai mengganggu jamaah yang lain. :)

Sejak dulu, Qey sudah kami kenalkan sholat jamaah di masjid. Saya dan suami menyempatkan sholat maghrib berjamaah di masjid kompleks jika weekend. Kalaupun saya berhalangan, Qey hanya dengan ayahnya. Qey dititipkan ke jamaah perempuan, ayahnya sholat sendiri dijamaah laki-laki. Sering dapat laporan dari ibu-ibu “ Qey pinter.. gak takut ditinggal ayahnya sendiri. Sholat sendiri, gak rewel”. Fuih… bangganyaaa….. :*

Ramadhan tahun ini, akan banyak pembelajaran yang baru untuk Qeyla, semoga kami bisa membimbingnya agar menjadi bekal untuknya kelak, insyaAllah…


Rahim Terbalik Susah Hamil?







Apa yang ingin dicapai pasangan suami istri setelah menikah? Pasti sebagian besar pasangan menginginkan segera mempunyai keturunan. Demikian juga saya. Dulu, empat tahun yang lalu, saya dan pak suami masih LDL alias Long Distance Love. Karena udah kebelet pengen punya momongan kami akhirnya memutuskan untuk konsul ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Alhamdulilah rahim saya sehat, tidak ada miom ataupun kista. Waktu itu tidak dilakukan pemeriksaan dalam, hanya dilakukan USG lewat vagina. Setelah diberi tanggal-tanggal kapan harus berhubungan suami istri, eh bulan depannya saya telat, hahahahaha… tokcer bener dah ah! Alhamdullilah.. kami tidak perlu menunggu lama untuk mempunyai momongan, hanya kosong sekitar 2 bulan pasca menikah.

Lepas memberikan gelar Doktor ASI Eksklusif kepada Qeyla, putri pertama kami, saya memutuskan untuk melepas KB spiral. Sebulan kemudian saya dan suami berencana kembali untuk melakukan konsul ke dokter SpOG. Kami memang sudah tidak LDL lagi, saat itu hanya ingin memastikan kondisi rahim pasca melahirkan dan pasca melepas spiral. Saya berganti dokter, yang terakhir ini saya ke dokter taufik jamaan, di RS Bunda. Dari beliau lah, saya dan suami baru tahu, bahwa ternyata rahim saya terbalik, atau istilah ilmiahnya uterus retrofleksio. Apa itu?saya baru mendengarnya juga.

Kami akhirnya dijelaskan oleh beliau, bahwa kebanyakan posisi rahim sedikit menekuk ke depan (antefleksi), sehingga mulut rahim searah dengan arah keluarnya sperma, dan sperma dapat langsung berenang ke dalam rahim untuk mencapai sel telur. Namun pada sebagian wanita rahim ini berbentuk retrofleksi, yaitu menekuk ke belakang. Pada kondisi tersebut, mulut rahim yang seharusnya searah dengan arah sperma, posisinya menjadi tidak pas dan sperma lebih sulit untuk masuk ke dalam rahim. Ciri paling gampang adalah ketika berhubungan suami istri, sperma langsung “tumpah”.

Pada akhirnya, kami disarankan untuk melakukan proses inseminasi. Karena jika dengan proses “alami” akan susah hamil. Saya sempat bertanya kepada beliau, kok waktu anak pertama cepet dapetnya? Kata beliau, bisa jadi saat itu kondisi sperma suami masih prima. Saya jadi teringat teman saya bulek astri, yang juga mengalami kondisi rahim terbalik. Dengan segala usaha, mulai dari akupuntur sampai harus merasakan sakitnya HSG untuk mendapatkan momongan. Saya hanya bisa mengucapkan syukur Alhamdulillah saat itu saya hanya “kosong” sebentar.

Kebetulan teman kantor ada yang sudah pernah melakukan insem ke dokter taufik juga. Dari obrolan dan diskusi panjang lebar dengan teman, keluarga, ataupun suami sendiri, kami memutuskan untuk mengiyakan anjuran dokter, mengingat usia saya juga yang sudah menginjak 29 tahun. Setelah suami melakukan pemeriksaan ina itu, dikasih vitamin ina itu, dikasihlah tanggal dimana kami akan melakukan proses insem.

Tiba-tiba jederrr…. Akhir tahun ternyata saya ada perjalanan dinas 3 provinsi. Baiklah…kami sepakat untuk menundanya hingga tahun depan (tahun 2013). Namun karena kesibukan, pada akhirnya kami lupa akan proses insem itu. Kalaupun akan insem, kami harus memulai prosesnya dari awal lagi, udah malesss…, hihihihihi.. Ya sudah, pembicaraan itu tidak pernah lagi ada ketika kami makan, ketika kami nonton tipi atau pun ketika ditempat tidur.

Namun rupanya, saya tidak perlu lagi melakukan semua proses inseminasi tersebut. Allah memberikan rejeki dengan kehamilan kedua saya tanpa ada rencana apa-apa, Alhamdulillah… :)



Qey alergi debu





Saya termasuk seorang ibu yang tidak banyak pengalaman dengan anak sakit. Qey terhitung anak yang jarang sakit, Alhamdulilah. Di medical recordnya saya lihat dia hanya 4 kali sakit semenjak bayi. Saya ingat pertama kali sakit ketika sekitar umur 8 bulan, pilek. Lalu umur setahun, sakit pilek juga. Lebaran tahun lalu, qey kena sakit flu, pilek dan batuk. Dan terakhir minggu kemarin, seminggu sakit batuk gak sembuh-sembuh. 

Di saat teman-temannya sering kena sakit radang lah, pilek lah, batuk lah, saya bersyukur Qey antibodinya bagus. Makanya, ketika qey sakit minggu kemarin, saya tenang-tenang saja. Pikir saya palingan batuk biasa. Saya hanya beri obat batuk Triaminic, belum perlu ke dokter, pikir saya. Ibu saya malah yang ribut mulu, gak tega lihat cucunya batuk-batuk tiap malam. Sampai hari ke 4, lama-lama naluri ke-ibu-an saya muncul *halagh*, ini kok batuk gak sembuh-sembuh ya, makin gak tega karena tiap malam selalu tidur di atas jam 12. Siang juga gak bisa nyenyak, palingan sejam, karena batuk-batuk.:(

Ya sudah akhirnya Qey saya bawa ke dokter. Dokter gambling itungannya. Pokoknya yang praktek jam 8 pagi,biar gak kepanasan emaknya! Lagi-lagi saya masih berpikir ah ini batuk biasa, toh gak berdahak, gak panas badannya, gak muntah-muntah, gak pilek juga. Hasil pemeriksaan juga meng-amini pendapat saya, “Cuma infeksi virus aja kok ini bu…”, kata pak dokter. Syukurlah... *elus dada*.

Lhah… bukannya makin sembuh, malah batuknya jadi berdahak. Makin mekekelen kalo batuk. Apalagi kalo pas tidur, matanya sampai merah banget nahan batuk yang gak reda-reda, huhuhuhu.. kasihaannn… Sampai obatnya sudah habis, malah makin parah tuh batuk. Ya sudah, akhirnya pergi ke dokter lagi. Dokter yang ini dokter yang saya kunjungi ketika qey sakit batuk setahun yang lalu. 

Dan benar, diagnosisnya sama seperti setahun yang lalu. Qey alergi debu kotor. Ahahahahhaaha.. ketahuaaaann.. emaknya gak suka bersih-bersih rumah nih *tutup muka pake korden*. Dulu… waktu qey batuk umur setahun, dan gak sembuh-sembuh sampai 2 minggu ples ganti dokter 2 kali, penyebabnya baru ketahuan setelah ditanya macem-macem sama dokter Yahya ini. Si bibik alias boneka domba kesayangan dia lah yang jadi penyebabnya. Ceritanya, si bibik itu oleh-oleh dari seorang teman dari New Zealand. Entah Qey ngerti itu barang luar negeri atau bau bau-an bule, tuh boneka selaluuuuu dibawa kemanapun Qey pergi. Sampai waktu saya ajak dinas ke Surabaya dan Madura, si bibik selalu di dekap mulu. Ya jadilah Qey batuk, ya iyalah.. dari New Zealand sampai muter-muter Indonesia belum pernah di cuci, debu nya udah campuran, debu luar negeri dan debu domestic. Itulah pada akhirnya saya memutuskan untuk membeli alat uap Omron di pasar pramuka. Karena waktu itu lendir qey udah terlanjur banyak, jadi musti di uap sehari 2 kali. Tinggal minta resep inhalasinya aja sama dokter, diracik sendiri di rumah. 

“Anaknya sering loncat-loncat di kasur ya bu?”, saya langsung mengangguk dengan semangat ‘45.
“Anaknya sering maen-maen dikorden ya bu?”, saya bilang kalo qey sering ngajak maen umpet-umpetan dengan emaknya, dan tempat favoritnya ya di gorden, hihihihi.. adaaa… aja bocah mah.:D


Bener-bener, si Qey memang pinter, nyuruh emaknya hidup sehat. Jadi malu.. berarti rumah belum bersih-bersih amat yak dari debu. Oke lah Nduk, yuk mari hidup sehat, AYYEE!!

Teman Imajinasiku








Pernahkah kalian punya teman imajinasi sewaktu kecil? Saya punya.. *sapaa.. juga yang nanya?,*. Masih ingat hingga sekarang, saya berteman dengan “mereka” pada saat usia saya 4 tahun hingga TK nol kecil. Jadi ceritanya, dulu waktu kecil saya tinggal bersama Mbah Uti di Demak. Halaman depannya luas dan terdapat taman bunga yang rapi. Nah, tanaman-tanaman itulah yang jadi teman saya. Yup, mereka lah yang saya ajak ngobrol setiap hari, bahkan saya beri nama saya persatu. Ada Mbak Andeng, Bu Ulo, Mbak Lawang, entah siapa lagi, hanya itu yang saya ingat hingga sekarang. Gak tau juga dari mana saya memberikan nama-nama ke mereka. Ngasal atau memang ada sejarahnya, hhh… entah.. ingatan saya gak nyampe ke periode waktu itu. :(

Pertanyaan berikutnya, wajarkah anak kecil punya teman imajinasi? Menurut Kidd, seorang penulis buku teman khayalan dari Manchester University, 60% anak memiliki teman imajinasi lhoh. Umumnya anak mempunyai teman imajinasi pada usia 3-5 tahun. Pada usia ini, antara dunia nyata dan khayalan tidak secara tegas terpisahkan. Alhamdulillah..berarti saya dulu termasuk anak yang “wajar” ya, walaupun tiap hari ngajak ngomong, ngasih makan, bermain-main dengan “mereka”, hihihihihi… :-P

Sehabis pulang dari TK, setelah ganti baju dan makan siang, saya selalu menyapa “mereka”di kebun bunga. Ingatan itu masih sangat jelas hingga sekarang. Saya bisa marah-marah, saya bisa menangis, saya bisa tertawa bahkan saya bisa mengadu pada Mbah Uti, Mbah Kakung, Bapak atau Ibu ketika saya kesal dengan “mereka”. Bahkan saya pernah kejebur di sungai depan rumah Mbah saya gara-gara saya sedang maen-maen dengan mereka. Lagi-lagi saya tidak begitu ingat, apa memang saya sedang mengikuti “bayangan” mereka, atau sekedar mengikuti angan-angan imajinasi saya, hhmm…. Saya tidak tahu. Yang masih saya ingat, saya menangis berusaha menggapai-gapai pinggir sungai sambil teriak memanggil Mbah Uti, karena saya memang tidak bisa berenang. Untung…. Saya masih diberi selamat, kalo gak selamat gak mungkin ada tulisan ini dong ya.  

Apakah ini keturunan atau memang suatu kewajaran pada anak-anak di usianya, Qey, putri saya yang sekarang menginjak 2,5tahun, juga punya teman imajinasi. Tapi… yang bikin saya rada-rada mengernyitkan dahi adalah, sepertinya teman Qey itu berwujud yang tak bisa saya lihat, nah lhoh?? Mulai serem yak, hihihihi…  Nanti akan saya ceritakan di tulisan selanjutnya tentang “teman” nya Qey ini, karena butuh pembahasan yang lebih dalam *ta’elaaahh….nggayaaa….*.

Mempunyai teman imajinasi sewaktu kecil benar-benar membuat saya “kaya” akan kenangan yang tidak hanya saya ingat, tapi juga buat orang-orang terdekat saya. Mulai dari Bapak, Ibu, Om-om, pakdhe-pakdhe, para budhe, para tante, dan juga Mbah Uti dan dulu Almarhum Mbah Kung, yang selalu menceritakan cerita itu ke orang-orang yang berkunjung ke rumah Mbah di Demak. Ika yang dulu selalu ngecipris setiap hari dengan “mereka”.Tapi sayang.. semua taman itu sekarang sudah tidak ada. Halaman rumah Mbah Uti sudah diplester semen semua, karena cucu-cucunya yang makin meningkat jumlahnya, hehehehe..  Mbah Uti takut cucu-cucunya pada kepleset. :D

Dari tulisan-tulisan yang pernah saya baca, mempunyai teman imajinasi banyak dampak positif yang diperoleh. Contohnya teman imajinasi dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa anak, imajinasi dan kreativitas anak berkembang, anak mulai berlatih mengeola situasi sosial, serta anak belajar secara abstrak atau simbolik. Ada dampak positif tentu ada dampak negatifnya. Yang paling kentara adalah saya mempunyai sifat yang dominan. Disebutkan, ternyata anak yang menciptakan teman imajinasinya, maka ia yang lebih punya kuasa. Karena itulah anak cenderung mengatur dan memaksakan kehendaknya. Guweh bangeett…. Ahahahahha… :D


Pernak-pernik Toilet Learning Qey




Seperti emak-emak yang lain, saya, bunda dari putri saya Qeyla, pengen membebaskan anak batita saya dari urusan ngompol mengompol sejak dini. Kata kuncinya sebenarnya satu, telaten. Sering saya denger ada teman atau tetangga yang bilang “ udah lah pakein pampers aja, susah susah”. Hihihihihi.. Memang sih.. Popok sekali pakai atau selanjutnya saya sebut pospak, bisa mempermudah pekerjaan ibu. Minimal gak perlu repot mengganti popok setiap kali si kecil pipis atau pup. Udah gitu cocok juga kalau pas musim penghujan gini, kalo popok kain kan musti di cuci ples di jemur, giliran gak kering semua, emaknya yang puyeng.

Kalau buat saya, meminimalkan pemakaian pospak itu penting. Ya iya lah, boros mak kalo musti pake pospak mulu… *emak ngirit*.  Tapi bukan itu aja sebenarnya alasan saya meminimalkan pemakaian pospak. Kalau dipikir pakai logika, pakai pospak itu kan berarti air seni menumpuk disitu, kalau ibu atau embaknya gak telaten ngecek kelembabannya, bakteri dan jamur akan senang berkembang biak di tempat itu. Kalau udah gitu, reaksi alergi lah yang akan terjadi. Biasanya terjadi kemerahan (dermatitis), sehingga si kecil malah rewel karena merasa kulitnya gatal dan perih.

Hmmm.. saya jadi pengen share sedikit tentang pernak pernik toilet learning nya Qey, mulai dari dia bayi hingga sekarang.



Produk ini sudah saya beli semenjak saya hamil. Gara-garanya pas lagi ada diskon akhir tahun di mothercare. Dengan bujuk rayu si pramuniaga tokonya yang manis.. seperti saya *gak penting, abaikan*, akhirnya saya beli juga satu paket ini. Waktu itu saya beli ini masih dikasih free-gift berupa deterjen untuk diapers dan krim popok ukuran gede. Lumayaaannn…..

Saya suka dengan produk ini. Qey pake ini mulai dari umur 0 bulan. Pakai mulai dari ukuran S, M dan L. Dipakai ketika malam hari. Bisa sampai menyerap 3-4 kali pipis. Pakai pospak kalo lagi pergi ke luar saja. Kalo siang Qey pake celana biasa. Terus di lipatan paha juga gak bikin merah, pas lah. Sayangnya… harganya yang gak pas di kantong saya, huhuhuhu.. Akhirnya pas Qey umur 6 bulanan, saya sudah gak sanggup membelinya, ahahahahaha… tekorrrr….  



Selanjutnya saya mulai melirik produk-produk local yang lebih murah. Mulai search di toko-toko onlen. Akhirnya pilihan saya jatuh di clodi ini. Seperti produk sebelumnya, clodi ini juga terdiri dari 2 pasang, bagian dalam dan bagian luar. Kalo sudah 3 kali pipis diganti. Sayangnya…. Harga memang mempengaruhi mutu ya boebo.. Clodi ini sering merembes, basah sampai diluar. Terus juga gak kering didalamnya, Qey jadi sering risih sendiri. Yang parah, bikin iritasi di lipatan paha. Hadduuh.. kompleks sekaleeee..  Ya sudah, akhirnya saya hentikan pemakaian clodi ini.




Obrolan emak-emak gak lepas dari masalah si kecil. Berkat obrolan saya dengan sesama busui, si emak zona, akhirnya saya direkomendasikan clodi merk ini. Import sih jadi mayan mahal. Cuman.. sebanding kok dengan mutunya. Saya syukaaaa sekali dengan merk ini. Bener-bener gak bocor sampai 3 kali pipis. Terus… dalamnya juga tetep kering karena ada 2 lapisan didalamnya. Juga enggak tebel, jadi dipake nyaman. Enggak bikin iritasi juga di lipatan paha ataupun di pantatnya Qey. Sekali beli di onlenshop langsung cocok, ya sudah akhirnya borong.. jadi punya 8 biji, warna-warni, lucu-lucuuu. Yah.. lumayan lah.. separo gaji bulanan habis buat beli ini, hihihi.. Tapi daripada buat beli pospak hayo.. ini kan masih bisa diwariskan sama adeknya Qey nanti. Udah gitu juga ramah lingkungan, gak sekali pakai terus buang, menuh-menuhin sampah di bumi *halagh*.




Lalu… periode untuk me- toilet training Qey pun dimulai. Umur berapa ya waktu itu. Kira-kira umur 15-16 bulan. Mulailah saya pakaiin si training pants. Training pants adalah celana yang didesain untuk anak yang sedang dalam tahap toilet training, memberikan pembelajaran agar si kecil pipis di toilet/ kamar mandi. Beda antara training pants dan cloth diaper adalah adanya sensasi basah. Ketika pipis di celana, si kecil akan merasa basah (kalau cloth diaper akan terasa kering). Selain itu training pants juga didesain agar pipis tidak teralu tumpah berceceran kemana-mana. Sensasi basah inilah diharapkan anak akan belajar untuk tidak pipis di celana.

Butuh disiplin dengan mempipiskannya 2 jam sekali. Dan telaten tentunya, dengan sering-sering ngecek kalo-kalo si kecil sudah pipis. Karena kadang si Qey gak ngomong, dan embaknya gak nggeh juga karena gak bocor kan ke luar. Tapi akhirnya.. ketika Qey umur 20 bulan, Qey benar-benar sudah terbebas dari urusan ngompol perngompolan. Bobok siang dan malam sudah gak pernah ngompol lagi dong dikasur. Cuman kalo pas bermain-main aja kadang dia langsung cuuuurrr… Kalo udah pipis baru bilang “kakak pipis..” Hhhhh… :x

Sekarang Qey berumur 2,5 tahun. Kalau pergi-pergi deket alias gak luar kota gak pake pospak lagi. Kalaupun pake pospak Qey gamau pipis disitu. Jadi tetep aja dipipisin di toilet alias mampir dulu ke pom bensin. Jaga-jaga tetep dipakein pospak kalau-kalau dia pup. Ngompol di celana sudah jarang.. banget. Seringnya ngompol kalo pas lagi maen lari-larian sama teman-temannya, huhuhuhu..  Kalau mau pipis udah tahu tanda-tandanya, pasti pegang-pegang “itu”nya, hihihi.. Terus bilang “kakak mau pipis di pooh”, maksudnya dudukan toilet dia yang bergambar Winnie The Pooh. Sampai sekarang pun Qey masih pakai si training pants ini. Ahhh… senangnyaa…. Satu PR terselesaikan sudah *lap kringet*.

So…  apa pilihan bunda untuk buah hatinya. Mau pilih yang rada ribet atau yang praktis-praktis aja? Monggo…  terserah saja. Kalau saya daripada duit habis buat beli pospak yang sekali buang doang, mending buat bayar listrik :p

Gaya makan ala Qey






Gak terasa memang, waktu berjalan cepet, tau-tau Qey udah berusia 29 bulan. Alhamdulillah.. Qey tumbuh dengan sehat, cerdas, kritis dan energik. Anaknya gak bisa diem blas, bener-bener aktif. Kritisnya masyaAllah… sampai-sampai saya dan mas Ahsan kadang terbengong-bengong ples gak tau musti jawab apa. Jago ngeles, heeee… Dan alesannya itu adaa… aja. Jawaban ngeles yang tak terpikiran oleh saya dan mas Ahsan tau-tau keluar dari mulut mungilnya. Disuruh mandi, bilangnya “tuh Bunda, udah ajan, aku mau sulat dulu, nanti aja mandinya”. Atau ketika porsi makannya gak habis dia akan bilang “aku udah kenyang Bunda, nanti kalo kenyang pelutku sakit, aduh..sakit gitu, aduh..sakit gitu”. Heeuuuu…. Kadang pengen mithes tuh bocil. >.<

Menjadi ibu benar-benar seperti rolercoaster. Stok sabar, stok telaten, stok ilmu, stok disiplin, semua.. harus dalam porsi besar. Pagi siang malam jungkir balik ngurusin anak, gimana nutrisinya, gimana pendidikannya, gimana perilaku habitnya, hmm… benar-benar exciting! ^^. Emosi yang naik turun, mulai dari helaan nafas sampai kadang saya mengintonasikan suara saya agak keras, semua saya lewati lebih dari dua tahun ini. Pe eR untuk memberikan gelar Profesor ASI dengan predikat cumlaude sudah saya tuntaskan. Ihiyy… kalau kata Qey mah “aku mau jadi popesol kalo udah gede”. Ahahahaha…. Amien yo Nduk.. Semoga bisa seperti Yangkung . Terus Pe eR terbesar saya untuk menyapih Qey dengan cinta Alhamdulillah sudah saya selesaikan dengan mulus. Pe eR untuk toilet training juga sudah katam sebelum Qey genap 2 tahun.  

Masih banyak Pe eR buat kami. Salah satunya tentang habit makan anak. Qey Alhamdulillah sampai detik ini belum pernah teracuni dengan makanan-makanan instan. Periode MP-ASI mulai 6 bulan di awal hidupnya saya lalui dengan mulus hingga usia hampir 1 tahun. Qey “patuh” dengan menu yang saya sajikan. Dimulai dari pure, bubur lembut, bubur saring kemudian ke nasi lembek, Alhamdulillah Qey gak mengalami GTM alias Gerakan Tutup Mulut. Qey juga patuh pada aturan “makan harus di tempat duduk”. Ia dari umur 6 bulan saya biasakan makan harus duduk di highchair. Aturan 30 menit selesai juga saya lalui dengan mulus. Kalo pagi, jam 7 Qey makan, maka jam 7.30 Qey harus selesai makan. And it works. Saya jam 7.30 bisa berangkat kerja dengan tenang karena sudah menyelesaikan tugas menyuapinya terlebih dahulu.

Namun semua aturan itu mulai kocar-kacir ketika Qey masuk usia 11 bulan. Qey yang sudah lancar sekali jalan, mulai membuncah rasa ingin mengeksplorasi dunia. Gak betah duduk, mau nya turun, mau nya jalan-jalan. Ditambah lagi satu gang di komplek anak seusia dia ada 4 orang. Benar-benar seusia, dulu emak-emaknya hamilnya barengan, sampe-sampe gang tempat rumah saya berdiri disebut gang hamil. Teman-temannya itu kalo pagi makannya bareng-bareng di suapin mbak-mbaknya. Pada naek sepeda. Qey iri lah ya.. gak mau didalam rumah, maunya keluar. Ya sudah, saya pasrah, toh dipaksa duduk di highchair dia malah nangis. Sejak saat itu waktu makan pagi dan sore adalah di atas pedel sepeda dan bareng-bareng temannya. Setiap hari begitu. 

Rada nyesek juga sih. Harapan saya Qey makannya tuh anteng di kursi makan. Tapi tiap anak beda-beda kali ya. Qey anaknya gak mau diem blas! Saya harus berlapang dada untuk “menyetujui” cara makan barunya Qey. Saya nya juga kali ya yang gak tlaten, karena kalo pagi buru-buru berangkat ke kantor*eh jam 8 pagi itu pagi apa siang yak, hihihihi.. ketauan deh*. Masih tinggal bareng dengan Ibu juga menjadi faktor X lainnya. “wes lah.. biarin, yang penting anak seneng, makannya jadi habis banyak”, begitu prinsip Ibu. Bagi saya sendiri, it’s Oke, yang penting gak digendong, di kewer-kewer sambil disuapin, itu yang gak saya suka. Duduk walaupun duduk di pedal sepeda it’s better daripada  muter-muter keliling kompleks sambil gendong dia. 

Si highchair akhirnya di lipet oleh mas Ahsan ples dimasukin ke kardusnya lagi. Menuh-menuhin ruangan katanya. Sampai pada usia Qey 1,5 tahun, ia mulai menunjukkan ketertarikannya makan sendiri dengan sendok. Di saat itulah saya mengajarkan lagi konsep makan harus duduk. Tetep.. gak mau duduk di highchair, maunya duduk ndeprok dilantai atau  di sofa. Saya hargai pilihan dia. Pelan namun pasti, Qey mulai trampil menggunakan sendok, makan sendiri tanpa disuapin, walaupun kecer kemana-mana ples belepotan yang pasti. Si highchair saya suruh pasang lagi. Sesekali Qey saya dudukkan disitu. Hanya mau beberapa menit, setelah itu minta turun. Hhhh… ya sudah, gak suka maksa anak juga. Masih bisa di toleransi kok.  

Sekarang Qey sudah menginjak usia dua tahun lebih. Kalo dirumah si highchair masih banyak mengganggurnya. Maunya duduk di playmat, kadang makan sendiri kadang minta disuapin. Tapi yang bikin saya gregetan, giliran kalo makan di luar (baca : restoran, kondangan, rumah saudara, bahkan di dalam mobil) anteng banget makan di kursi, sampe sendok terakhir. Bahkan makan sendiri, gak pernah mau disuapin, gengsi kali si Qey. Tapi kalo dirumah, nyentuh kursi makannya aja gamau, ih sebel!! Kalo diduduki di kursi makan yang ada dirumah malah mintanya berdiri, “kakak gak nyampe bunda..”, ahahahahaha… bener juga sih.. 

Hhhh.. ya sudah lah, yang penting gak sambil lari-lari dijalan, atau sambil di gendong kesana kemari *ngayem-ngayem hati*. Tantangan tersendiri memang. At least selama ini kami dirumah selalu memberinya contoh bahwa makan harus di kursi makan. Pe eR tahun ini nih!:)

[Tidak] bisa maen game






Berkali-kali di invite maen gameee…mulu sama temen-temen di pesbuk. Kesel!! Bukan apa-apa.. Bukan karena menuh-menuhin notification, tapiii…… merasa di lecehkan, huahahahahhaha… Kenafaaaa…?? Karena saya tidak bisa maen game sodara-sodarah.

Dhueeeenggg…. Ada gitu ya orang yang gak bisa maen game? Adaaaa… Sayaaaa…. Ikaaa… *ngacung jari tinggi-tinggi*, hihihihihi... Entahlah, ada apa dengan saya, huhuhuhu.. Dari jaman kecil saya tidak pernah bisa yang namanya maen game di gadget ataupun di computer. Bukan gak tertarik ya, beda.. Ini tuh gak bisa. Duh!! Memalukan!

Masih inget dulu jaman SD saya kena syndrome beli gamewatch, gara-gara semua temen-temen di lingkungan rumah pada punya semua. Awal-awal rebutan dong sama adek saya, sok-sok-an saya kakaknya harus bisa dapat level yang paling tinggi. Tapi apa kenyataannya? Saya gak pernah bisa naek level! Padahal maenannya simple, cuman tembak-tembakan pesawat dan nyusun-nyusun bangun, tetris apa yak namanya, lupa. Masih inget tuh, saya cuman bisa bertahan di level 2, dan gak bisa naek-naek. Sementara adek saya, udah melambung tinggiiiii….sekali. Dih, benar-benar merobek harga diri sayah. 

SMA masih inget juga, lagi demam Mario Bross, game macem PS. Jangan tanya game itu sama sayah, bikin si Mario bisa melompat aja gak pernah bisaaaakkk… Kacau! Gak tau kenapa, entah apa yang terjadi dengan otak dan tangan saya, huhuhuhuhu… Terus pas udah masuk kuliah, udah ada computer tuh di rumah. Banyak game, di install macem-macem. Satu puuuunn….gak pernah merasa tertarik untuk memainkannya. Disamping karena gak bisa juga sih, hihihihi… 

Udah nih, era computer beralih ke era henpun. Mulai dari game ular-ularan, tetris, apalagi lah itu, saya gak pernah bisaaaaaaaa….. Jadi ya, kalau pada nungguin kuliah berikutnya, temen-temen pada asik utak utek henpunnya masing-masing. Saya? Baca buku kuliah laaahh…. Huahahahahaha…… Preeeett..  Gak denk. Saya mending makan rujak, gossip sana sini, sambil nglihatin orang yang bersliweran kesana kemari. 

Pas lagi demam-demamnya PS, saya gak pernah beli… hihihihi.. Tapi tau lah, minimal sepupu sepupu saya kan banyak tuh yang cowok-cowok. Dih, megang aja enggak. Merasa gak bisa sih… Udah gitu juga gak tertarik. Apaan, masak iya cewek maen begonoan. Nah, parahnya adalah ketika sekarang masuk eranya android. Punya android, tapi aplikasinya isinya tentang masak-masak semua, hahahaha… Dulu..sok-sokan install game angry bird, wiii…gamau kalah gaya lah pokoknya. Lhah, malah si Qey yang pinter maeninnya, saya emaknya cuman nangkring di level limaaa…..mulu. Arggghh…. Mending saya hapus lah, daripada mememdam perasaaan malu telak sama Qey!

Jadi.. begitulah nasib sayaa…. *ngais-ngais tanah*. Mohon ya jangan di perolok-olok lagi harga diri saya dengan menginvite saya maen game inilah itulah di pesbuk. Saya itu tidak bisaaaaa….. Entahlah, saya sendiri juga gataaaauuu… Mungkin otak saya sebelah kiri memang ada masalah kali ya. Bodo ah, yang penting saya bisa masak, weeeeekkk….























Copyright 2009 coretanku. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates