Halo
Takita.. Selamat pagi. Maaf ya bunda baru baca surat Takita hari ini. Selepas membaca
surat dari Takita, rasanya benar-benar bangga deh sama kamu sayang. Benar-benar
anak Indonesia yang punya mimpi hebat!. Seperti dalam surat Takita, beneran ya,
rasanya pasti membahagiakan jika anak-anak Indonesia tumbuh dalam keluarga yang
penuh dengan kehangatan dan kasih sayang. Dan kehangatan itu bisa lahir dari
rutinitas bercerita yang di bawakan
ayah dan ibu kita. Begitu kan Takita? :)
Bunda
bersyukur, bunda tumbuh di tengah keluarga yang sangat suka mendongeng. Nenek bunda
sangat pandai bercerita. Dulu ketika bunda masih TK, bunda sering diceritakan tentang
masa-masa penjajahan Jepang. Paling seru kalau nenek sedang bercerita tentang
helikopter Jepang, beliau bersuara “wuuunggg…… dug dug dug dug”, wuih Bunda
sampai ikut membayangkan. Terus nenek bunda juga sering bercerita tentang
“kakirung dowo”, itu lhoh.. Pinokio versi Jawa.. hihihi. Psstt.. sampai sekarang
nenek bunda belum tau siapa itu Pinokio, taunya kakirung dowo. :x Walaupun cerita itu sering sekali dibawakan oleh nenek, tapi tak bosan-bosannya
Bunda mendengarkan dengan seksama.
Selepas
TK, bunda tidak lagi dititipkan nenek kakek di Demak. Bunda tinggal bersama
bapak dan ibu. Bapak bunda dulu seorang guru SD kelas 1, sehingga beliau pandai
membawakan dongeng kepada murid-muridnya. Kecintaan mendongengnya itu juga
disalurkan di rumah. Setiap malam sebelum tidur, bapak tidak pernah absen untuk
bercerita, mulai dari cerita para nabi hingga cerita malin kundang. Bunda gak
akan bisa tidur tanpa hantaran dongeng dari bapak. Ah, bunda jadi rindu
masa-masa itu.
Namun
sayang, ketika bunda duduk di kelas 4 SD, bapak harus pindah ke Jakarta karena
diterima dosen disana. Walaupun 2 bulan sekali bapak pulang ke Semarang, tapi bunda
tetap saja sedih, karena tidak ada lagi yang mendongengkan bunda sebelum tidur.
Tapi ada senangnya juga, semenjak bapak kerja di Jakarta, bunda jadi sering di
belikan buku-buku lucu sayang. Mulai dari buku-buku nabi, sahabat nabi, hingga
buku-buku dongeng dunia.
Sejak
saat itu bunda bermimpi, kelak ketika bunda punya anak, bunda akan menjadi
pendongeng yang selalu di rindukan setiap ceritanya oleh anak-anak bunda. Bunda
ingin rumah kami akan diisi oleh berrak-rak buku cerita, yang membuat anak-anak
bunda betah dirumah. Bunda ingin menghiasi rumah bunda dengan gelak tawa
melalui cerita yang diperdengarkan pada anak-anak kelak. Pun ketika bunda
bercerita sedih, bunda ingin mereka akan merasa
berempati dan bersimpati dengan ikut bersedih atau menangis. Bunda ingin
memberi teladan dan pelajaran hidup pada anak-anak bunda melalui cerita demi cerita.
Maka,
ketika bunda diberi amanah untuk mengandung putri bunda yang pertama, setiap
malam sebelum tidur, bunda selalu menceritakan dongeng untuknya. Bunda ajak
bicara seolah-olah ia seksama mendengarkan cerita dari bunda. Setiap bunda
bercerita, bunda masih ingat, perut bunda pasti gerak-gerak, seperti
benar-benar dedeknya mendengarkan. Subhanallah ya Takita..
Qeyla,
itu nama putri Bunda yang lahir 2 tahun yang lalu. Semenjak bayi bunda selalu bercerita kepada Qeyla, ketika hendak tidur ataupun saat menyusui. Secapek dan
sengantuk apapun bunda, bunda selalu menyempatkan waktu untuk mendongeng
untuknya. Bunda belikan buku satu paket. Dan kamu tau Takita, tanpa kami
sadari, ternyata semua cerita bunda dan ayahnya di ingat dan direkam dalam
memori otaknya. Hingga tanpa kami sadari, ketika sekarang di usia 2 tahun,
Qeyla sudah hafal semua cerita di buku-buku itu. Jadi sekarang malah bunda dan
ayahnya yang sering di ceritain sama Qeyla, hihihi. Tapi kalau malam sebelum
bobok tetep bunda dan ayahnya yang mendongeng. Dia gak akan mau memejamkan
matanya kalo belum selesai dibacakan 3 buku. Makanya sesekali Takita maen deh
ke rumah, nanti biar di ceritain sama Qeyla. Ada cerita tentang “kak Sali
kesetum”, “kak saliha pake jibab”, “kak Sali mandi di embel”, banyak pokoknya.
Ekspresinya juga gak kalah heboh lhoh dengan bunda. :)
Tak
puas sampai disitu, bunda terus mengisi rak buku dirumah dengan buku-buku
dongeng anak-anak. Dan gak terasa sekarang sudah 1 rak Takita!. Walaupun bunda
harus menabung dan mengirit setiap bulannya, tapi bunda rela, buat bunda
membeli buku itu tidak ada kata kata rugi. Membeli buku itu investasi. Sekarang
setiap kali Qeyla lihat buku cerita, ia langsung gotong itu buku dan berkata “bunda/
ayah, kakak mau dicitain, dongengin ya”. Takita mau gak kapan-kapan yang ceritain
Qeyla? Qeyla pasti senang.
Takita
sayang, bunda yakin, insyaAllah Qeyla juga punya mimpi yang sama dengan Takita.
Mimpi bunda juga. Mimpi kita semua. Ya, melihat anak-anak Indonesia tumbuh
cerdas, kreatif dan berimajinasi tinggi lewat cerita yang dibawakan Ayah dan
bundanya di rumah. Bunda sangat percaya itu. Bunda mendukung terus mimpimu
sayang.. Bunda akan bercerita dan berdongeng hingga mulut pegel sungguh sangat
rela, demi masa depan anak Indonesia yang cemerlang. Bunda juga akan
menyebarkan semangat kepada teman-teman bunda untuk selalu menyempatkan waktu bercerita pada putra putrinya. Seperti kata Takita, bercerita itu bentuk
kasih sayang orangtua kepada anaknya, karena itu pertanda bahwa putra putrinya
diperhatikan. Bukan begitu sayang?
Segitu
dulu ya surat balasan dari Bunda. Pesan bunda, teruslah pegang erat mimpi itu
Takita, karena bunda yakin, para ayah, bunda dan kakak-kakak diluar sana yang
sayang padamu, akan bergandeng tangan, bahu membahu untuk mewujudkan mimpimu.
Belajar yang rajin ya sayang… Beneran lhoh, Bunda tunggu Takita main kerumah,
nanti Bunda buatkan roti enak untuk menemani mendengarkan dongeng dari Bunda. :D
Dagh
sayang..
Salam
manis
Bunda
Ika – Bundanya Qeyla
0 komentar:
Posting Komentar